Senin, 06 Februari 2017

KEPEMIMPINAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Riset yang telah dilakukan dalam bidang psikologi mengahasilkan suatu hasil yang dapat dijadikan pijakan dalam menentukan ciri pemimpin. Seorang pemimpin biasanya memiliki intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya. Kesulitan yang sangat pokok yang dihadapi oleh orang yang sangat tinggi intelegen adalah persoalan komunikasi. Seorang pemimpin dapat memotivasi para pengikutnya, sehingga para pengikutnya dapat mengerti apa yang diinginkan oleh pemimpin tersebut.
Pemimpin biasanya memiliki kemampuan verbal yang luar biasa, sehinggga dapat mengkomunikasikan apa yang diinginkannya kepada para pengikutnya. Adanya dorongan luar biasa dalam dirinya untuk memenuhi keinginan-keinginannya. Sehingga timbul keinginan untuk memimpin orang agar semua keinginannya dapat terpenuhi. Seorang pemimpin mengerti pentingnya kerjasama. Mereka mencapai sukses dalam peranan kepemimpinan adalah mereka yang berhasil menggerakkan pengikut mereka untuk bekerjasama.
Kepemimpinan yang akan dibahas bukan kepemimpinan dalam administrasi niaga melainkan kepemimpinan dalam administrasi negara. Kepemimpinan dalam administrasi itu adalah kepemimpinan dalam segala kegiatan untuk mencapai tujuan negara.
Mengingat administrasi negara itu tidak bisa dipisahkan dari politik maka kepemimpinan administrasi negara ada yang disebut kepemimpinan administrasi politik yaitu pada tingkatan cabinet dan kepemimpinan administrasi birokrasi yaitu mulai dari Sekretariat Jendral sampai ke bawah, dan untuk tingkat daerah baik itu di provinsi maupun kabupaten atau kota, maka yang disebut administrasi politik ialah Gubernur, Bupati ataupun Walikota.
Sistem administrasi negara di Indonesia ini ada sistem demokrasi langsung dan tidak langsung. Antara kepemimpinan politik dan birokrasi ada perbedaan yaitu para administrator politik terdiri dari anggota-anggota partai politik baik itu dengan partai politik mayoritas tunggal maupun mayoritas koalisi.



2.1   Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian atau konsep dari kepemimpinan?
2.      Apa saja tipe-tipe kepemimpinan?
3.      Bagaimana gaya-gaya yang ada dalam kepemimpinan?
4.      Apa saja teori yang ada dalam kepemimpinan?

1.3   Tujuan
  1. Untuk mengetahui dan memahami konsep dan pengertian dari kepemimpinan
  2. Untuk mengetahui apa saja tipe – tipe yang dimiliki oleh seorang pemimpin
  3. Untuk mengetahui dan memahami gaya-gaya yang ada dalam kepemimpinan
  4. Untuk dapat memahami dan mengetahui teori dari para ahli tentang kepemimpinan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Pengertian Kepemimpinan
Menurut G.R. Terry kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar berusaha dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Kata kepemimpinan sendiri berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu: pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pemimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga meunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap kebersihan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya. Berikut adalah pengertian kepemimpinan menurut para ahli
a.       Menurut Tannebaum, Weschler dan Nassarik kepemimpian adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu.
b.      Rauch dan Behling berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama.
c.       Jacobs dan Jacques berkata bahwa kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan.

2.2   Tipe-Tipe Kepemimpinan
Kepemimpinan dikelompokan dalam beberapa tipe, yaitu :

1.      Kepemimpinan Teokratik
Kata Teokratik berasal dari kata theos : Tuhan, dan kratos : kekuasaan. Jadi, kepemimpinan teokratik adalah kepemimpinan di dalam melakukan kekuasaan Tuhan atau menjalankan perintah-perintah Tuhan. Kepemimpinan teokratik itu pada saat ini adalah kepemimpinan yang dijalankan Paus di negara Vatikan disebabkan Paus dianggap dan dipercaya oleh para pengikutnya sebagai wakil Tuhan di muka bumi. Jadi di Vatikan di dalam administrasi negaranya menjalankan seluruh aturan-aturan yang terdapat pada kitab injil.


2.      Kepemimpinan Aristokratik
Aristokratik berasal dari kata aristo : bangsawan, dan kratos : kekuasaan. Jadi, kepemimpinan aristokratik adalah menjalankan kekuasaan kaum bangsawan. Kepemimpinan aristokratik dalam negara-negara kerajaan apakah itu barat seperti Inggris, Belanda, Swedia, ataupun di Timur Tengah seperti Saudi Arabia, Quwait, Dubai, dan di Asia seperti Brunei Darrussalam. Kepemimpinan aristokratik dalam administrasi kerajaan sebenarnya terbagi 2, yaitu :
·         Kepemimpinan Aristokratik Diktatorik
Adalah seperti kepemimpinan di dalam kerajaan-kerajaan absolut  dimana seluruh kekuasaan berada di tangan keluarga. Dalam administrasi kerajaan absolut itu ditandai dengan adanya nepotisme, jadi seluruh jabatan-jabatan di dalam administrasi negara itu seluruhnya adalah keluarga raja.
·         Kepemimpinan Aristokratik Demokratik
Adalah suatu kepemimpinan untuk raja-raja penerus kerajaan sedangkan para menteri yang dipimpin oleh perdana menteri berasal dari rakyat melalui Pemilu baik dengan sistem distrik maupun sistem proporsional. Nepotisme di dalam kerajaan yang demokratik itu dapat dikatakan sudah menipis sekali, disebabkan di dalam kerajaan itu terdapat rakyat biasa.
Adapun ciri-ciri kepemimpinan aristokratik demokratik adalah sebagai berikut :
a.       Kepala negara tidak ikut serta di dalam kegiatan-kegiatan pemerintah atau kegiatan-kegiatan eksekutif.
b.      Kepemimpinan administratif atau kepemimpinan pemerintahan dilakukan oleh Perdana Menteri atau kabinet yang bertanggung jawab terhadap parlemen.


3.      Kepemimpinan Feodalistik (Timokratik)
Kata feudal (tuan tanah) dan timokratik berasal dari kata timo : orang-orang kaya dan kratos : kekuasaan, yang berarti bahwa kepemimpinan dalam administrasi negara itu dikuasai atau dijabat oleh orang-orang yang luas tanahnya atau orang-orang kaya. Dalam kepemimpinan timokratik atau feodalistik, orientasinya kepada penumpukan kekayaan yang sebanyak-banyaknya.
Adapun ciri-ciri kepemimpinan feodalistik/ timokratik/ kapitalistik diantarnya sebagai berikut :
a.       Selalu berorientasi pada kepentingan-kepentingan orang kaya.
b.      Kepemimpinan public administrator atau kepala pemerintahan atau perdana menteri terikat dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat oleh badan perwakilan rakyat yang mayoritasnya terdiri dari orang-orang kaya.
c.       Menomorduakan kepentingan-kepentingan rakyat sehingga rakyat tidak mengalami kesejahteraan seperti orang-orang kaya yang kepentingannya dijamin oleh Undang-Undang.
d.      Menegakkan hukum yang sesuai dengan Undang-Undang yang berpihak kepada kaum feudal dan kapitalis.
e.       Timbulnya gejolak-gejolak masyarakat untuk menentang kepemimpinan timokratik.
f.       Tidak dapat mewujudkan tujuan negara atau tujuan masyarakat.
g.      Tidak memberikan jaminan terhadap terwwujudnya kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.


4.      Kepemimpinan Demokratik
Adalah kepemimpinan baik dalam administrasi politik maupun dalam administrasi birokrasi ditunjukan untuk mewujudkan tujuan negara yang menurut Prof. Dr. Merrian dalam buku “Sistematic Politic”, yang mencakup :
a.       External Security (keamanan dari luar).
b.      Internal Order (ketertiban dalam negeri).
c.       Justice (keadilan).
d.      General Welfare (kesejahteraan masyarakat).
e.       Individual Freedom (kemerdekaan pribadi).
Kepemimpinan demokratik dalam administrasi negara yang demokratik biasanya ada ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif berada pada badan atau tangan yang berbeda.
b.      Adanya partai politik.
c.       Ada pemilu yang bebas.
d.      Ada kebebasan pers.
e.       Ada kontrol masyarakat atas tindakan-tindakan administrasi atau pemerintah.
f.       Adanya peradilan yang bebas dan memihak kepada keadilan keseluruhan.
g.      Adanya perlindungan terhadap Hak Azasi Manusia.


5.      Kepemimpinan Mobokrasi
Mobokrasi berasal dari kata mob : orang mabok dan kratos : kekuasaan. Jadi, kepemimpinan mobokrasi di dalam administrasi negara adalah seluruh kepemimpinan, dalam seluruh jajaran administrasi negara mulai tingkat tinggi, menengah sampai bawah semuanya itu sudah tidak lagi berjalan sesuai dengan Undang-Undang. Di dalam kepemimpinan mobokrasi  tersebut tidak aka nada keamanan, ketertiban, keadilan, kesejahteraan maupun kemerdekaan, sehingga seluruh rakyat merasakan adanya belenggu yang mengikat dirinya .


6.      Kepemimpinan Anarki
Anarki berasal dari kata anarcho : kacau balau.
Jadi, kepemimpinan anarki adalah dimana aparat negara atau pemerintah sudah tidak bisa lagi menguasai keadaan, sehingga dalam negara itu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak seperti diantaranya penjarahan yang merata, perampokan-perampokan, pembunuhan-pembunuhan dan lain sebagainya yang bersifat negatif.


2.3   Gaya-Gaya Kepemimpinan
Menurut Miftta Thoha (2010: 49) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Macam-macam gaya kepemimpinan antara lain:
a)      Gaya Kepemimpinan Otokratik
Menurut Sudarwan Danim (2004: 75) kata otokratik diartikan sebagai tindakan menurut kemauan sendiri, setiap produk pemikiran dipandang benar,keras kepala, atau rasa aku yang keberterimaanya pada khalayak bersifat dipaksakan. Kepemimpinan ini disebut juga kepemimpinan otoriter.
Miftta Thoha (2010: 49) mengartikan kepemimpinan otokratis sebagai gaya yang didasarkan atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas. Jadi kepemimpinan  otokratik adalah kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dengan sikapnya yang menang sendiri, tertutup terhadap saran dari orang lain dan memiliki idealisme tinggi.
Menurut Sudarwan Danim (2004: 75) pemimpin otokratik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Beban kerja pada umumnya dipegang oleh pemimpin.
2)      Bawahan, oleh pemimpin hanya dianggap sebagai pelaksana dan mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru.
3)      Bekerja dengan disiplin tinggi, belajar keras, dan tidak kenal lelah.
4)      Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun bermusyawarah sifatnya hanya penawar saja.
5)      Memiliki kepercayaan yang rendah terhadap bawahan dan kalaupun kepercayaan diberikan, didalam dirinya penuh ketidakpercayaan.
6)      Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah.
7)      Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu sekarang.

b)      Gaya Kepemimpinan Demokratis
Menurut Sudarwan Danim (2004: 75) kepemimpinan demokratis bertolak dari asumsi bahwa hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan-tujuan yang bermutu tercapai. Miftta Thoha (2010: 50) mengatakan gaya kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pegikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Menurut Sudarwan Danim (2004: 76) pemimpin demokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
1)      Beban kerja menjadi tanggung jawab bersama personalia.
2)      Bawahan, oleh pemimpin dianggap sebagai komponen pelaksana secara integral harus diberi tugas dan tanggung jawab.
3)      Disiplin akan tetapi tidak kaku dan memecahkan masalah secara bersama.
4)      Kepercayaan tinggi terhadap bawahan denga tidak melepaskan tanggug jawab pengawasan.
5)      Komuikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan dua arah.
c)      Gaya Kepemimpinan Permisif
Menurut Sudarwan Danim (2004: 76) pemimpin permisif merupakan pemimpin yang tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh. Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahannya, sehingga bawahan tidak mempunyai pegangan yang kuat terhadap suatu permasalahan. Pemimpin yang permisif cenderung tidak konsisten terhadap apa yang dilakukan.
      Menurut Sudarwan Danim (2004: 77) pemimpin permisif memiliki ciri-ciri antara lain:
1)      Tidak ada pegangan yang kuat dan kepercayaan rendah pada diri sendiri.
2)      Mengiyakan semua saran.
3)      Lambat dalam membuat keputusan.
4)      Banyak mengambil muka kepada bawahan.
5)      Ramah dan tidak menyuakiti bawahan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan merupaka suatu pola perilaku yang konsisiten yang ditunjukkan pemimpin dan diketahui oleh ppihak lain ketika pemimpin berusaha mempengaruhi orang lain.

2.4   Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seorang menjadi pemimpin atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Ada beberapa teori tentang kepemimpinan, diantaranya:
a)      Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “leaders are born and not made” bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin karena dilahirkan dengan bakat pemimpin. Dalam keadaan bagaimanapun seorang pemimpin ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
b)      Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa seorang pemimpin dilahirkan dengan bakat memimpin maka penganut sosial mengatakan sebaliknya. “Leaders are made and not born”. Para penganut teoti ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
c)      Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis da teori sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu. Teori ini menggambarkan segi-segi positif dari kedua teori sebelumnya dan dapat dikatakan teori paling baik dari teori-teori kepemimpinan yang ada. Namun demikian penyelidikan yang jauh lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yag baik.


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Beberapa definisi kepemimpinan menggambarkan bahwa kepemimpinan adalah proses memepengaruhi orang, baik individu maupun kelompok. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan pada prinsip-prinsip belajar seumur hidup, berorientasi pada pelayanan dan membawa energi positif. Tujuan dapat tercapai apabila memiliki pemimpin yang hadal.
Kepemimpinan bukanlah suatu bakat alam yang dimiliki oleh seorang yang dilahirkan dengan sifat kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan keterampilan yang dapat dimiliki oleh semua orang dengan cara mengembagkan keterampilan kepemimpinannya. Kepemimpinan merupakan suatu pengaruh seorang pemimpin yang dimilikinya untuk mempengaruhi orang lain agar dapat melakukan keinginan seorang pemimpin tersebut.

3.2  Saran

Seorang pemimpin harus mampu membuat perincian-perician tugas-tugas yang dipimpinnya agar dapat melakukan semua tugas yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam fugsi menggerakkan seorang pemimpin harus dapat memotivasi setiap bawahannya agar setiap tugas yag telah dibebankan kepada bawahannya dapat dilaksanakan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar