DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
Latar Belakanng......................................................................................................
Rumusan Masalah...................................................................................................
Tujuan.....................................................................................................................
BAB II:
PEMBAHASAN
Konsep Birokrasi.....................................................................................................
Teori Birokrasi.........................................................................................................
Struktur Birokrasi....................................................................................................
Birokrasi Menurut David Osborne.........................................................................
BAB III: PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................................................
Kritik dan Saran......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Birokrasi adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh
pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan. fenomena
birokrasi selalu ada bersama kita dalam kehidupan sehari-hari dan setiap orang
seringkali mengeluhkan cara berfungsinya birokrasi sehingga pada akhrirnya
orang akan mengambil kesimpulan bahwa birokrasi tidak ada manfaatnya karena
banyak disalahgunakan oleh pejabat pemerintah yang merugikan masyarakat.
Birokrasi bukanlah suatu
fenomena yang baru kita karena sebenarnya telah ada dalam bentuknya yang sederhana
sejak beribi-ribu tahun yang lalu. Namun kecenderungan mengenai konsep dan
praktek birokrasi telah mengalami perubahan yang berarti sejak seratus tahun
akhir ini. Dalam masyarakat yang modern birokrasi telah menjadi suatu
organisasi atau institusi yang penting. Pada masa sebelumnya ukiuran negara
pada umumnya sangat kecil, namun pada masa kini negara-negara modern memiliki
luas wilayah, ruang lingkup organisasi dan administrasi yang cukup besar dengan
berjuta-juta penduduk.
Kajian birokrasi sangat penting
dipelajari karena secara umum dipahami bahwa salah satu institusi atau lembaga
yang paling penting sebagai persopnifikasi negara adalah pemerintah sedangkan
personifikasi pemerintah itu sendiri adalah perangkat birokrasinya (birokrat).
Sangat menarik membicarakan
tentang birokrasi, karena dalam realita
kehidupan birokrasi terkesan negatif dan menyulitkan dalam melayani masyarakat,
padahal para pegawai birokrasi itu dibayar dari duit masyarakat. Dan terkadang
wewenang yang diberikan kepada pegawai dari birokrasi disalahguankan. Misalnya
masalah seperti tentang korupsi di Dirjen Pajak yang beberapa waktu lalu hangat
dibicarakan. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya reformasi birokrasi.
B.
Rumusan
Masalah
·
Bagaimana
konsep dari birokrasi?
·
Apa-apa
saja teori dari birokrasi?
·
Bagaimana
struktur birokrasi?
·
Apa
pendapat David Osborne mengenai Birokrasi?
C.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
agar kita semua khususnya para pembaca lebih mengetahui dan memahami tentang konsep
birokrasi, teori-teori birokrasi, struktur organisasi, dan pendapat David Osbornisasi
mengenai birokrasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Birokrasi
Pada pemahaman awal kata
birokrasi dapat dipahami dari berbagai bahasa. Secara bahasa, istilah birokrasi
berasal dari bahasa Prancis “bureau” yang berarti kantor atau meja tulis; dan
dari bahasa Yunani “cratein” yang berarti mengatur ( Said, 2010). Selanjutnya
dalam konsep bahasa Inggris secara umum, birokrasi disebut dengan “civil
service”. Selain itu juga sering disebut dengan public sector, public service,
atau public administration.
Pemerintah sebagai pelaksana birokrasi
tidak bisa dilepaskan dari pelayanan publik, karena sebagai organisasi formal,
birokrasi pemerintahan bertujuan untuk memberikan pelayanan yang dapat
memuaskan masyarakat, akan tetapi dalam implementasinya birokrasi kadang
diidentikkan dengan suatu pekerjaan yang bertele-tele, lama, rigit (kaku).
Bahkan birokrasi menurut Mardiasmo (2004:15) dianggap sebagai penyebab
inefiensi dan penghambat pembangunan, bukan sebagai fasilitator pembangunan,
akhirnya birokrasi dicemooh disana sini. Hal ini terjadi karena birokrasi
sangat terikat dengan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan birokrasi
(pemerintahan). Walaupun demikian, birokrasi merupakan alat bagi pemerintah
untuk menyediakan pelayanan publik, sebagai perencana, sebagai palaksana, dan
pengawas kebijakan.
Menurut
Shafitz dan Russel (1998) yang diterjemahkan oleh Hariyoso (2002:33) menyatakan
bahwa birokrasi telah mengatasnamakan negara dalam penanganan urusan negara
yang hampir-hampir segala penanganannya dikuasai oleh birokrasi. Dan jauh
sebelum itu Lepawski (1949:17) mengemukakan dalam pandangannya bahwa birokrasi
adalah merupakan sentral dari penyelenggaraan administrasi negara yang sedang
mengemban fungsi dan peran kunci dalam masyarakat modern.
Menurut Thoha (2003),
birokrasi menunjuk pada empat pengertian, yaitu: Pertama, menunjuk pada
kelompok pranata atau lembaga tertentu. Pengertian ini menyamakan birokrasi
dengan biro. Kedua, menunjuk pada metode khusus untuk mengalokasikan sumber
daya dalam suatu organisasi besar. Pengertian ini berpadanan dengan istilah
pengambilan keputusan birokratis. Ketiga, menunjuk pada kebiroan atau mutu yang
membedakan antara biro-biro dengan jenis-jenis organisasi lain. Keempat,
sebagai kelompok orang, yakni orang-orang yang digaji yang berfungsi dalam
pemerintahan.
Dari pemahaman tersebut, maka birokrasi
menurut Thoha dimaknai sebagai cara kerja yang rasional, impersonal dan
legalistik, (Hariyoso, 2002). Selanjutnya menurut Evers birokrasi dapat
diklasifikasikan kedalam 3 kategori (Zauhar, 1996), yaitu:
1.
Birokrasi
dipandang sebagai rasionalisme prosedur pemerintahan dan aparat administrasi
publik. Makna ini adalah sejalan dengan ide Weber tentang birokrasi.
2.
Birokrasi
dipandang sebagai bentuk organisasi yang membengkak dan jumlah pegawai yang
besar. Konsep inilah yang sering disebut dengan parkinson law, yaitu terjadinya
proses pertambahan jumlah personil dalam pemekaran struktur yang tidak
terkendali, dimana pemekaran tersebut bukan didasarkan pada tuntutan fungsi, melainkan untuk
memenuhi kebutuhan struktur baru tersebut.
3.
Birokrasi
dipandang sebagai perluasan kekuasaan pemerintah dengan maksud mengontrol kegiatan masyarakat, yang oleh
Evers disebut Orwelisasi, yaitu proses pertumbuhan kekuasaan birokrasi atas
masyarakat, sehingga kehidupan
masyarakat sangat dikendalikan oleh birokrasi.
Konsep birokrasi sesungguhnya
berupaya mengaplikasikan prinsip-prinsip organisasi yang dimaksudkan untuk memperbaiki efesiensi administrasi, meskipun
birokrasi yang keterlaluan seringkali justru menimbulkan efek yang tidak baik.
Dalam organisasi terdapat aturan-aturan yang rasional, struktrur organisasi dan
proses berdasarkan pengetahuan teknis dan dengan efesiensi yang
setinggi-tingginya. Disamping diberikan makna yang cukup positif tersebut,
birokrasi juga dimaknai secara negatif. Dalam perspektif yang negatif birokrasi
dimaknai sebagai suatu proses yang berbelit-belit, waktu yang lama, biaya yang
mahal, dan menimbulkan keluh kesah yang pada akhirnya ada anggapan bahwa
birokrasi itu tidak efesien dan bahkan tidak adil.
Selain
konsepsi birokrasi yang telah dikemukakan diatas, Albrow (2005:109) mengemukakan tujuh konsep birokrasi sebagai
berikut :
1.
Birokrasi
sebagai organisasi rasional .
2.
Birokrasi
sebagai in-efisiensi organisasional
3.
Birokrasi
sebagai kekuasaan yang dijalankan oleh
pejabat
4.
Birokrasi
sebagai administrasi yang dijalankan oleh negara (publik)
5.
Birokrasi
sebagai adminisrasi yang dijalankan oleh pejabat
6.
Birokrasi sebagai sebuah organisasi
7.
Birokrasi
segbagi masyarakat modern
B.
Teori
Birokrasi
John Stuart Mill Dilam karyanya princples of
political economy dalam(Albrow 1989:7) bahwa ia menentang pemusatan segala
keterampiulan dan pengalaman dalam menengani kepentingan-kepentingan besar
ditangan birokrasi yang dominan,dan semua kekuasaan yang mengorganisasikan
tindakan, yang ada dalam masyarakat.ia memaqndaqng hal itu sebagai suatu
penyebab utama dari rendahnya kemampuan bagi kehidupan politik yang sampai kini
menjadi ciri negara-negara kontinental yang diperintah secara berlebihan.
Pada hakikatnya terdapat dua
landasan pokok yang penting dari teori-teori Max Weber, yaitu:
1.
Perencanaan
kontruksi organisasi dengan usaha yang besar.
2.
Teori-teorinya
mempunyai pengaruh besar terhadap pemikiran-pemikiran administratif.
Menurut (Pfiffner 1960:42-43)
bahwa model konstruksi organisasi yang ideal dalam organisasi pormal memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1.
Hirarkhi
yaitu bahwa jabatan diatur atas dasar skala hirarkhi.
2.
Birokrasi
adalah suatu istilah yang dapat dipergunakan baik bagi usaha negara maupun
usaha swasta.
3.
Sturuktur
pekerjaan yang rasional, yaitu adanya pembagian pekerjaan yang rasional, dan
setiap kedudukan jabatan harus disertai dengan ketentuan perundang-undangan
yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan yang telah
ditentukan.
4.
Undang-undang
keputusan-keputasan dan
peraturan-peraturan harus dirumuskan secara resmi dan tercatat dalam
bentuk tertulis.
5.
Managemen
harus terpisah dari suatu pemilikan; yaitu suatu administrasi profesional yang
digaji sesuai dengan peraturan yang berlaku.
6.
Dalam
penertian ini tidak ada kepemilikan pribadi dalam jabatan.
7.
Kecekapan
khusus dan pelatihan jabatan adalah
diisyaratkan dalam kelompok administrasi.
8.
Anggota-angota
kelompok administratip dipilih melalui persaingan atas dasar kecakapannya.
9.
Perlu
adanya perundang-undangan yang menyangkut administrasi yaitu setiap jabatan
harus jelas ditentukan lingkup kecakapannya dalam peraturan
perunundang-undangan yang berlaku untuk maksud tersebut
Bila diperhatikan konsep weber maka
tipe ideal birokrasi dalam pemerintahan maka menurut Djaja Saefulah (2002)
adalah lembaga pemerintahan yang dalam kegiatannta didasarkan pada kemampuan
pengetahuan, artinya adanya kesesuannyan antara posisi-posisi birikrasi dengan
orang-orang yang menenpatinya. dari pemikiran itu pulalah maka berkembang
konbsep profesiponalisme yang sebenarnya dipengaruhi oleh konsep industri modern
dimana terjadi pembagian pekerjaan menuntut keahlian sendiri dari orang-orang
yang melaksanka nya .setiap jabatan hanya diisi oleh orang yang mempunyai
kemampuan yang tepat baik kemampuan akademik maupun teknis.
C.
Struktur
Birokrasi
1.
Struktur
birokrasi pemerintah kolonial
·
Pemerintah
VOC
Gubernur
jenderal merupakan penguasa tertinggi di Hindia. Kekuasaannya menjadi sangat
tak terbatas kerena ada undang-undang yang khusus mengatur hak-hak dan
kewajibannya.
Raad Van Indie (Dewan Hindia) merupakan
pendampingan gubernur jenderal dalam
melaksanakan pemerintahan.
VOC lebih banyak melakukan pemerintahan tidak
langsung, dimana kaum bumi potera tidak terlibat dalam struktur kepegawaian
VOC. Meskipun terkadang mereka terlibat dalam pemerintahan tetapi status mereka
bukan pengawal VOC dan tidak digaji secara tetap. Mereka hanya mitra dalam
bekerja demi kepentingan VOC.
·
Pemerintah
Kolonial
Gubernur jenderal didampingi
oleh Raad Van Indie (beranggota 4 orang) yang disebut sebagai pemerintah agung
di hindia belanda.
2.
Struktur
Birokrasi Kolonial Masa Sentalisasi
Raja
belanda (pemerintahan tertinggi) dilaksanakan oleh menteri jajahan. Gubernur jenderal (penyelenggaraan
pemerintah umum) didampingi Raad Van Indie (dewan hindia)
Gubernur jenderal pada perkembangan
didampingi oleh Departemen ( Direksi) yang masing-masing berdirib sendiri. Pada
tahun 1933, terdapat enam departemen yaitu:
1.
Departemen
Van Justitie ( Kehakiman )
2.
Departemen
Van Financiean ( Kuangan )
3.
Departemen
Van Binenland Bestuur ( dalam
negeri)
4.
Departemen
Van Onerwijs En Eredeinst ( pendidikkan dan kebudayaan )
5.
Departemen
Economische Zaken ( ekonomi)
6.
Departemen
Verkeer En Waterstaat ( pekerjaan umum)
Selain 6 departemen sipil,
terdapat 2 departement militer :
1.
Departement
angkatan perangkat (ooriog)
2.
Departement
angkatan laut (Marine)
Tahun 1903 diberlakukan undang-undang
Desentralisasi dimana dengan undang-undang tersebut dibentuklah Dewan Lokal
yang memiliki Otonomi. Dengan adanya dewan lokal maka pemerintah perlu dibentuk
dan disesuaikan. Maka terbentuklah: provinsi,kabupaten, kotamadya, dan
kecamatan serta desa.
Meskipun ada upaya untuk modernisasi
struktur birokrasi tetapi tetap saja masih mempertahankan beberapa bagian struktur
politik sebelumnya hal ini dilakukan demi kepentingan praktis dan untuk mempertahankan loyalitas, khususnya loyalitas elit bumi
putra. Untuk jabatan teritorial diatas tingkat kabupaten dipegang oleh
orang-orang belanda atau eropa. Pada perkembangannya karena semakin luas hindia
belanda maka dibutuhkan tenaga kerja untuk mengelola administrasi negara
semakin meningkat. Sehingga ada pendamping pejabat teritorial yang disebut pejabat
non teritorial yang setingkat kabupaten (asisten residen ), kewedanan (asisten
wedono).
3.
Srtuktur
Birokrasi Kolonial Setelah Desentralisasi
·
Raja belanda
( pemerintahan tertinggi) dilaksanakan
oleh menteri jajahan.
·
Gubernur
( penyelenggara pemerintahan umum ) dewan rakyat ( volstraad )
· Dewan hindia badan penasehat
· Departemen-departemen
· Provinsi ( Gebernur )
· Karisidenan / afdeling ( Residen ) dibantu asisten residen
controleur ( pengawas )
· Kabupaten ( Bupati/residen ) jabatan
tertinggi, di bantu oleh seorang patih
· Kewedanan ( wedana/distrik ) asisten wedana
· Kecamatan (camat ).
Desa
( kepala desa ) jabatan ini tidak termasuk dalam struktur birokrasi pemerintah
kolonial/ bukan anggota korp pegawai dalam negeri hindia belanda ( departemen
dalam negeri ).
D.
Birokrasi
menurut David Osborne
Dalam bukunya yang berjudul mewirausahakan
birokrasi david osborne menganggap bahwa lebih baik mengarahkan dari pada
mengayuh. Maksudnya di sini adalah seorang pemimpin organisasi lebih baik
memunculkan sebuah pemikiran yang kemudian akan dijadikan sebagai bahan
penarahan dari pada ia harus turun tangan langsung dalam setiap kegiatan
organisasi. Mengarahkan itu akan sangat sulit jika seseorang berperan sebagai
pemrakarsa ide dari suatu organisasi juga berperan sebagai pihak yang ikut
terjun langsung dalam setiap persoalan yang ada. Jadi harus dibedakan antara
orang yang berperan untuk mengarahkan dan orang yang berperan sebagai pelaksana
dari pemikiran –pemikiran . di sini yang di tekankan adalah kinerja masyarakat
atau pegawai nya sendiri, pemerintah hanya memberikan arahan-arahan. Tentunya
orang yang berperan sebagai pengarah harus mempunyai kemampuan yang terbaik
dari suatu organisasi tersebut.
Segala urusan kepemerintahan hendaklah ada
campur tangan dari lembaga lain, yaitu swasta, serahkan semua urusan pada
swasta, namun bukan berarti itu milik swasta. Karena dalam menangani tugas, pasar
swasta lebih baik di banding administrasi pemerintah, tetapi tidak semua tugas.
Pemerintah hendak nya mengalihkan
kepemilikan dari birokrasi ke masyarakat sendiri. Segala masalah atau segala
pelayanan publik yang ada bukan di selesaikan oleh para birokrat.
David
osborne 1996 mewirausahakan birokrasi. Menurutnya pemerintah bukan saja hanya
melayani terus menerus masyarakat, tetapi pemerintah harus nya lebih
memberdayakan masyarakat, membiarkan masyarakat mengurus keamanan lingkungan
nya. Agar tercipta suatu tatanan pemerintahan di mana masyarakat nya bisa
mandiri.
Persaingan merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam usaha kemajuan suatu negara, khususnya dalam hal pelayanan
publik. Yang di maksud bukan persaingan atau monopoli dalam pemerintahan, namun
persaingan antara pemerintah dan swasta. Sehingga pemerintah dan swasta akan
saling terpacu untuk memberikan yang terbaik.
Pemerintah sebagai penguasa harus
memberikan kebebasan kepada lembaga-lembaga nya agar lembaga-lembaga tersebut
dapat berkreasi dan memberikan inovasi-inovasi baru. Membiarkan para bawahan
agar mengembangkan pemikiran sendiri yang telah di arahkan oleh pemimpin,
sehingga mereka tidak terpaku dalam peraturan yang kaku dan tidak di berikan
kesempatan untuk berkreasi.
Pemberian tunjangan atau bantuan-bantuan
harus di dasarkan pada hasil atau kinerja yang telah di pakai sehingga dengan
begitu akan tercipta suatu persaingan antara individu dalam memperebutkan suatu
bantuan tersebut, dan dalam proses persaingan itu, masing-masing individu akan
selalu termotivasi dan berusaha untuk menjadi lebih baik, dan secara tidak
langsung hal ini juga akan meningkatkan kualitas SDM masing-masing individu.
Pemerintah dalam hal ini diharapkan mampu
untuk menghasilkan uang,n bukan hanya bisa membelanjakan nya saja. Pemerintah
harus mampu menghasilkan uang selain dari pemungutan pajak, misalnya dengan
melakukan investasi untuk mendapatkan hasil.
Pemerintahan hirarki di anggap kurang
efisean dan harus di ganti dengan pemerintahan desentralisasi.
Desentralisasi di anggap sangat perlu
karena tidak mungkin semua permasalahan harus di tangani oleh pemerintah pusat
saja, di perlukan adanya kerja sama antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Misal nya jika terjadi suatu masalah di daerah, penyelesaian masalah
tersebut dapat langsung di lakukan oleh pemerintah daerah. Ini di lakukan
karena pihak yang paling dekat dengan
masalah di anggap sebagai pihak yang paling mengerti.
Pemerintah hendak nya lebih belajar
bagaimana cara terbaik untuk mengarahkan. Mitode terbaik adalah pembentukan
struktur pasar. Negara di ibaratkan sebagai pasar, sebagaimana sesuai dengan
pembahasan tersebut. Karena pasar
memberi respon terhadap perubahan yang cepat. Dengan membentuk negara sebagai
suatu struktur pasar, maka pemerintah dapat mengatasi permasalahan yang lebih
serius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar