Senin, 06 Februari 2017

Akulturasi

A.  Pengertian akulturasi
Istilah akulturasi berasal dari bahasa Latin “acculturate” yang berarti “tumbuh dan berkembang bersama”. Secara umum, pengertian akulturasi (acculturation) adalah perpaduan budaya yang kemudian menghasilkan budaya baru tanpa menghilangkan unsur-unsur asli dalam budaya tersebut. Misalnya, proses percampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga dapat saling mempengaruhi.
Proses akulturasi berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal itu disebabkan karena adanya unsur-unsur kebudayaan asing yang diserap (diterima) sacara selektif dan ada unsur budaya asing yang tidak diterima atau ditolak sehingga proses perubahan kebudayaan melalui mekanisme akulturasi masih memperhatikan adanya unsur-unsur komunikasi antara dua kelompok masyarakat yang berbeda kebudayaan.

B.   Teori Akulturasi
Menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda. Syarat terjadinya proses akulturasi adalah adanya  persenyawaan (affinity) yaitu penerimaan kebudayaan tanpa rasa terkejut, kemudian adanya keseragaman (homogeneity) seperti nilai baru yang tercerna akibat keserupaan tingkat dan corak budayanya.
Akulturasi dapat terjadi melalui kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam, antara lain sebagai berikut.
·         Kontak sosial pada seluruh lapisan masyarakat,sebagian masyarakat, atau bahkan antar individu dalam dua masyarakat.
·         Kontak budaya dalam situasi bersahabat atau situasi bermusuhan.
·         Kontak budaya antara kelompok yang menguasai dan dikuasai dalam seluruh unsur budaya, baik dalam ekonomi, bahasa, teknologi, kemasyarakatan, agama, kesenian, maupun ilmu pengetahuan.
·         Kontak budaya baik antara sistem budaya, sistem sosial, maupun unsur budaya fisik.

Berikut faktor-faktor yang menyebabkan unsur budaya asing dapat diterima.
·         Tidak ada hambatan geografis (isolasi geografis)
·         Kebudayaan asing memberi manfaat yang lebih besar bagi si pemakai. Contohnya pemakaian sepeda motor dan truk pengangkut.
·         Adanya persamaan dengan kebudayaan lama.
·         Adanya kesamaan pengetahuan dan keterampilan sehingga mudah disesuaikan dengan masyarakat penerima. Contohnya penerangan listrik menggantikan penerangan tradisional.
·         Kebudayaan tersebut bersifat kebendaan. Contohnya benda-benda peralatan rumah tangga dan alat-alat pertanian.
Sedangkan unsur-unsur kebudayaan asing yang sukar diterima karena adanya faktor-faktor berikut.
·         Unsur kebudayaan yang bersifat abstrak. Kebudayaan yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam pikiran manusia sehingga tidak dapat diraba atau difoto. Contoh  kebudayaan bersifat abstrak yaitu ide, gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan dan cita-cita.
·         Kebudayaan tersebut kecil sekali manfaat atau gunanya. Contohnya yaitu mode pakaian
·         Unsur-unsur kebudayaan tersebut tidak sesuai dengan keadaan masyarakat penerima suatu kebudayaan. Contohnya traktor pembajak sawah yang sukar menggantikan fungsi bajak yang ditarik kerbau pada lahan pertanian tertentu.
Hasil akulturasi budaya ditentukan oleh kekuatan dari setiap budaya. Semakin kuat suatu budaya maka akan semakin cepat penyebarannya. Adanya berbagai suku bangsa yang terdapat di Indonesia, secara alami akan terjadi pertemuan dua budaya atau lebih. Dalam proses akulturasi, semua perbedaan yang ada akan berjalan beriringan dengan semua unsur persamaan yang mereka miliki sampai pada akhirnya budaya yang memiliki pengaruh lebih kuat akan berperan besar dalam proses akulturasi.

C.  Contoh Akulturasi dalam Kehidupan
Untuk lebih memahami contoh wujud budaya yang telah mengalami proses akulturasi dapat kita simak dalam uraian berikut ini:

Seni Bangunan
Wujud akulturasi dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan masjid, makam dan istana. Contoh lainnya adlah terdapat pada bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India.

Seni Rupa
Seni ukir relief (gambar timbul) yang menghiasi Masjid, makam berupa suluran tumbuh-tumbuhan namun terjadi pula Sinkretisme (hasil perpaduan dua aliran seni logam), agar didapat keserasian.

Seni Sastra
Dalam hal seni sastra berkembangya seni kaligrafi yang banyak digunakan sebagai motif hiasan ataupun ukiran dan gambar pada wayang.

Sistem Pemerintahan
Dalam pemerintahan, sebelum masuknya Islam ke Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang bercorak Hindu-Budha yang mengalami keruntuhan dan digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam seperti Samudra Pasai, Malaka, Demak dan lain-lain. Sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar Sultan atau Sunan seperti halnya para wali dan apabila rajanya meninggal tidak lagi dimakamkan dicandi/dicandikan tetapi dimakamkan secara Islam.

Sistem Kalender
Sebelum budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal kalender, yaitu kalender Saka (kalender Hindu)  yang dimulai tahun 78M. Dimana dalam kalender Saka terdapat nama-nama pasaran hariseperti legi, pahing, pon, wage dan kliwon. Setelah berkembangnya Islam di Indonesia, sultan agung dari Mataram membuat kalender Jawa, menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam). Pada kalender Jawa, sultan agung melakukan perubahan pada nama-nama bulan seperti Muharram diganti dengan Syuro, Ramadhan diganti dengan pasa. Sedangkan nama-nama hari tetap menggunkan hari-hari sesuai dengan bahasa Arab.


Kesimpulan

Menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda.
Akulturasi adalah perpaduan budaya yang kemudian menghasilkan budaya baru tanpa menghilangkan unsur-unsur asli dalam budaya tersebut. Misalnya, proses percampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga dapat saling mempengaruhi. Seperti yang terdapat pada bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan contoh perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India.
Contoh wujud budaya yang telah mengalami proses akulturasi yaitu pada seni bangunan, seni rupa, seni sastra, sistem pemerintahan, dan sistem kalender.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar