Teori sistem dunia
merupakan reaksi terhadap teori depedensi yang dianggap tidak bisa menjelaskan
gejala pembagunan di negara dunia ketiga. Yang bisa dijelaskan hanyalah gejala
terjadinya keterbelakangan. Teori sistem dunia kemudian muncul sebagai ajaran
baru kelompok pemikir pembangunan yang dipelopori oleh imanuel wallerstein. Ada
beberapa pandangan menurut beberapa ahli dalam merumuskan atau mendefiniskan
teori sistem dunia :
1. Immanuel Wallerstein
Dia beranggapan bahwa
dulu dunia dikusai oleh sistem-sistem kecil atau sistem mini dalam bentuk
kerajaan atau bentuuk pemerintahan lainnya. Pada waktu itu belum ada siatem
dunia. Masing-masing sistem mini tidak saling berhubungan. Dunia terdiri dari
banyak sistem mini yang terpisah. Kemudian terjadi penggabungan-penggabungan,
baik melalui penaklukan secara militer maupun secara sukarela. Wallerstein
kemudian membagi tiga kelompok negara menjadi tiga bagian yakni: pusat,
pinggiran, semi pinggiran. Konsep ini jelas diambil dari teori depedensi
perbedaan inti kelompok. Jelas, yang
paling kuat adalah negara-negara pusat karena kelompok ini bisa memanipulasi
sistem dunia sampai batas-batas tertentu. Selanjutnya negara semi pinggiran
mengambil keuntungan dari negara-negara pinggiran yang merupakan pihak yang
dieksploitir. Negara semi pinggiran berada pada posisi di tengah-tengah antar
negara pusat dan pinggiran (baik dalam pengertian barang yang dihasilkan, upah
buruh maupun keuntungan yang diharapkan bila terjadi pertukaran perdagangan).
2.
James Petras
Teori sistem dunia
menurut Petras masih bertolak dari teori depedensi, namun unit analisisnya
dirubah dari negara-bangsa kepada sistem dunia, sejarah kapitalisme dunia.
Serta spesifikasi sejarah lokal. Menurut teori sistem dunia, dunia ini cukup
dipandang hanya sebagai satu sistem ekonomi saja, yaitu sistem ekonomi kapitalis.
Teori ini berkeyakinan bahwa tidak ada
negara yang dapat melepaskan diri dari ekonomi kapitalis yang mendunia.
Wallerstein memandang kapitalisme sebagai suatu sistem dunia yang mempunyai
pembagian kerja yang komplek secara geografis. Pandangan teori sistem dunia
yang menganggap dunia sebagai sebuah kesatuan sistem ekonomi kapitalis
mengaharuskan negara pinggiran menjadi tergantung pada negara pusat. Secara
tidak langsung teori sistem dunia telah merujuk pada satu pernyataan yang
memusatkan perhatiannya pada tatanan kelas. Dan dari teori ini kita bisa
menilai apa yang terjadi, Teori sistem dunia (TSD) mengajukan konsep
international division of labor dimana setiap negara memiliki fungsi
masing-masing sesuai dengan posisi mereka di dalam sistem ekonomi dunia.
Menurut TSD struktur
ekonomi dunia terdiri atas kelompok negara-negara pusat (core), semi-pinggiran
(semi periphery) dan pinggiran (periphery).
Jika melihat dengan fenomena yang terjadi di Indonesia bahwa TSD sedang
berlangsung di Indonesia di mana negara-negara pusat menguasai dominasi pasar
bahan mentah pada skala global katakanlah Cina, Amerika dan lain-lain yang
kemudian memprosesnya menjadi barang jadi dan mengekspor ke negara-negara lain
termasuk indonesia yang notabene sebagai pengekspor bahan-bahan mentah tadi.
Tentunya hal ini merugikan buat Indonesia yang menjadikan bangsa ini sebagai
bangsa yang terpinggirkan di mana Indonesia kemudian terkondisikan dengan
menjadi eksportir ke negara-negara industri yang tentunya lebih menguntungkan negara
industri tersebut. Sekali lagi ketidakmampuan bangsa kita untuk menghasilkan
produksi industri menjadi suatu ketidakmampuan bangsa kita untuk bangkit. Itu
lah salah satu contoh yang terjadi dan berkaitan dengan teori sistem dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar