BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan keseharian kita tidak akan pernah terlepas dari kegiatan komunikasi bahkan hampir seluruh waktu yang kita habiskan adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Manusia sebagai pribadi maupun makhluk social akan saling berkomunikasi dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam hubungan yang beraneka ragam, dengan gaya dan cara yang berbeda pula. Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaksi antar manusia. Interaksi manusia baik antara perorangan, kelompok maupun organisasi tidak mungkin terjadi tanpa komunikasi. Begitupun dalam interaksi keluarga, baik antar pribadi anggota keluarga, orang tua dengan anak maupun dengan keluarga yang lain sebagai perorangan, kelompok maupun sebagai keluarga itu sendiri.
Seberapa jauh komunikasi berperan penting dalam kehidupan manusia dan waktu yang diluangkan dalam proses komunikasi sangat besar, timbul pertanyaan berapa banyak waktu yang digunakan dalam proses komunikasi di dalam keseharian. Adapun bentuk kegiatan komunikasi yang digunakan untuk menulis, untuk membaca, dan untuk berbicara serta untuk mendengarkan orang lain berbicara, Hal tersebut membuktikan bahwa komunikasi sangat memiliki peran yang penting dalam kehidupan sosial manusia, dengan kata lain komunikasi telah menjadi jantung dari kehidupan kita.
Komunikasi amat berperan penting dalam menjelaskan segala sesuatunya, banyak orang yang salah memahami makna pesan yang di sampaikan akibat pola komunikasi yang salah. Keluarga adalah lingkungan terkecil dan terdekat bagi individu. Melalui keluarga seseorang mulai belajar, bersosialisasi, membentuk karakter, dan mengembangkan nilai-nilai yang telah ditanamkan padanya melalui suatu pola tertentu.
B. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian komunikasi di dalam keluarga.
2) Untuk mengetahui berbagai bentuk komunikasi dalam keluarga.
3) Untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi dan Interaksi di dalam keluarga.
4) Untuk mengetahui berbagai macam aneka komunikasi apa saja yang ada di dalam keluarga.
5) Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan komunikasi apa saja yang ada di dalam suatu keluarga.
6) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi di dalam keluarga.
7) Untuk mengetahui hambatan apa saja yang biasa terjadi dalam komunikasi keluarga
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi dalam keluarga
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian ide,perasaan dan pikiran antara dua orang atau lebih sehingga terjadi perubahan sikap dan tingkah laku bagi semua yang saling berkomunikasi.
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial, dalam interaksi dengan kelompoknya.
Pada dasaranya keluarga itu adalah sebuah komunitas dalam “satu atap”. Kesadaran untuk hidup bersama dalam satu atap sebagai suami istri dan saling interaksi dan berpotensi punya anak akhirnya membentuk komunikasi baru yang disebut keluarga. Karenanya keluargapun dapat diberi batasan sebagai sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita perhubungan mana sedikit banyak bertahan lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak.
Komunikasi keluarga adalah komunikasi yang terjadi dalam sebuah keluarga, yang merupakan cara seorang anggota keluarga untuk berinteraksi dengan anggota lainnya, sekaligus sebagai wadah dalam membentuk dan mengembangkan nilai-nilai yang dibutuhkan sebagai pegangan hidup. Agar anak dapat menjalani hidupnya ketika berada dalam lingkungan masyarakat, apa yang terjadi jika sebuah pola komunikasi keluarga tidak terjadi secara harmonis tentu akan mempengaruhi perkembangan anak.
B. Bentuk-Bentuk Komunikasi Dalam Keluarga
1. Komunikasi orang tua yaitu suami-istri
Komunikasi orang tua yaitu suami istri disini lebih menekankan pada peran penting suami istri sebagai penentu suasana dalam keluarga. Keluarga dengan anggota keluarga (ayah, ibu, anak).
2. Komunikasi orang tua dan anak
Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak dalam satu ikatan keluarga di mana orang tua bertanggung jawab dalam mendidik anaknya. Hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak di sini bersifat dua arah, disertai dengan pemahaman bersama terhadap sesuatu hal di mana antara orang tua dan anak berhak menyampaikan pendapat, pikiran, informasi atau nasehat. Hubungan komunikasi yang efektif ini terjalin karena adanya rasa keterbukaan, empati, dukungan, perasaan positif, kesamaan antara orang tua dan anak.
3. Komunikasi ayah dan anak
Komunikasi disini mengarah pada perlindungan ayah terhadap anak. Peran ayah dalam memberi informasi dan mengarahkan pada hal pengambilan keputusan pada anak yang peran komunikasinya cenderung meminta dan menerima. Misal, memilih sekolah. Komunikasi ibu dan anak Lebih bersifat pengasuhan kecenderungan anak untuk berhubungan dengan ibu jika anak merasa kurang sehat, sedih, maka peran ibu lebih menonjol.
4. Komunikasi anak dan anak yang lainnya
Komunikasi ini terjadi antara anak 1 dengan anak yang lain. Dimana anak yang lebih tua lebih berperan sebagai pembimbing pada anak yang masih muda. Biasanya dipengaruhi oleh tingkatan usia atau faktor kelahiran
C. Pola Komunikasi dan Interaksi di dalam Keluarga
Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang pasti terjadi dalam kehidupan keluarga. Tanpa komunikasi pasti akan terasa sepi kehidupan di dalam keluarga dan akan jauh dari kegiatan berbicara, berdialog, bertukar pikiran dan sebagainya. Akibatnya kerawanan hubungan antara anggota–anggota keluarga pun sukar untuk dihindari. Oleh karena itu, komunikasi antara suami dan sitri, komunikasi antara ayah, ibu dan anak, komunikasi antara ayah dan anak, komunikasi antara ibu dan anak dan komunikasi antar anak dan anak, perlu dibangun secara harmonis dalam rangka membangun pendidikan yang baik dalam keluarga.
Berdasarkan kasusistik perilaku orang tua dan anak yang sering muncul dalam keluarga, maka pola komunikasi yang sering terjadi dalam keluarga adalah berkisar di seputar model Stimulus-Respons (S-R), model interaksional, hubungan antar peran.
1. Model Stimulus–Respons
Pola komunikasi yang biasanya terjadi dalam keluarga adalah model stimulus-respons (S-R). Pola ini menunjukkan komunikasi sebagai suatu proses “aksi–reaksi” yang sangat sederhana. Pola S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan) isyarat-isyarat nonverbal, gambar-gambar dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu. Oleh karena itu, proses ini dianggap sebagai pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan, proses ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek.
2. Model Interaksional
Model Interaksional ini berlawanan dengan model S-R. Sementara model S-R mengasumsikan manusia adalah pasif, model interaksional menganggap manusia jauh lebih aktif. Komunikasi di sini digambarkan sebagai pembentukan makna yaitu penafsiran atas pesan atau perilaku orang lain oleh para peserta komunikasi. Berapa konsep penting yang digunakan adalah diri sendiri, diri orang lain, simbol, makna, penafsiran, dan tindakan.
3. Hubungan antar peran
Komunikasi dalam keluarga dapat pula dipengaruhi oleh pola hubungan antar peran hal ini, disebabkan masing-masing peran yang ada dalam keluarga dilaksanakan melalui komunikasi.
D. Aneka Komunikasi dalam Keluarga
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah suatu kegiatan komunikasi antara individu atau kelompok yang mempergunakan bahasa sebagai alat perhubungan efektif tidaknya suatu kegiatan komunikasi bergantung dari ketepatan kata-kata atau kalimat dalam mengungkapkan sesuatu.
Kegiatan komunikasi verbal menempati frekuensi terbanyak dalam keluarga setiap hari orang tua selalu ingin berbincang-bincang kepada anaknya., canda dan tawa menyertai dialog antara orang tua dan anak.
2. Komunikasi nonverbal
Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga tidak hanya dalam bentuk verbal, tetapi juga dalam bentuk nonverbal. Walaupun begitu, komunikasi nonverbal suatu ketika bisa berfungsi sebagai penguat komunikasi verbal. Fungsi komunikasi nonverbal sangat terasa jika, komunikasi yang dilakukan secara verbal tidak mampu mengungkapkan sesuatu secara jelas.
3. Komunikasi Individual
Komunikasi individual atau komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang sering terjadi dalam keluarga. Komunikasi yang terjadi berlangsung dalam sebuah interaksi antar pribadi, antara suami dan istri, antara ayah dan anak, antara ibu dan anak, antar anak dan anak.
4. Komunikasi kelompok
Hubungan akrab antara orang tua dan anak sangat penting untuk dibina dalam keluarga keakraban hubungan itu dapat dilihat dari frekuensi pertemuan antara orang tua dan anak dalam suatu waktu dan kesempatan. Suadah waktunya orang tua meluangkan waktu dan kesempatan untuk duduk bersama dengan anak-anak, berbicara, berdialog dalam suasana santai.
E. Tahap–Tahap Perkembangan Komunikasi di dalam Keluarga
1. Keluarga dengan anak-anak prasekolah
Pada tahap ini dari lahir hingga usia 6 tahun, anak–anak ada pada tahun puncak untuk mempelajari bahasa. Kemampuan berbahasa terutama diperoleh dari keluarga khususnya dari interaksi anatara anak dan pengasuh utama, ibunya. Anak-anak memulai kemampuan berbahasa dengan menggunakan kata-kata tunggal. Anatara usia 18-24 bulan, ungkapan–ungkapan dua kata muncul. Menjelang usia 3 tahun anak-anak menguasai kira-kira seribu kata, dan mulai usia 4-5 tahun mereka memperoleh kira-kira 50 kata setiap bulan.
2. Keluarga dengan anak-anak usia sekolah
Anak-anak semakin mengalami kebebasan sejalan dengan pertambahan usia. Mereka memperoleh pengaruh tidak hanya lewat komunikasi keluarga yang masih merupakan kekuatan dominan, tapi juga lewat komunikasi dengan pihak-pihak di luar keluarga. Dua dimensi komunikasi orang tua-anak menjadi penting, penerimaan-penolakan dan kontrol otonomi.
3. Keluarga dengan anak-anak remaja
Tahap ini cenderung ditandai dengan bertambahnya konflik sehubungan dengan bertambahya kebebasan anak-anak. Masalah-masalah otonomi dan kontrol menjadi sangat tajam pada tahun-tahun ini. Anak-anak remaja mulai mengalihkan komunikasi dari komunikasi keluarga kepada komunikasi dengan teman-teman sebaya. Karena perubahan fisiologis dan psikologis yang dialami remaja, topik-topik tertentu menjadi perhatian mereka. Pendeknya, usia remaja merupakan tantangan terbesar bagi komunikasi keluarga. Bila orang tua dan anak dapat mengatasi badai, komunikasi selanjutnya akan lebih lancar. Selanjutnya dapat disimpulkan dengan pertambahan usia, hubungan kita dengan saudara-saudara kandung tetap penting. Misalnya, penelitian di Universitas Purdue menunjukkan bahwa wanita yang mempunyai hubungan akrab dengan seorang saudara perempuannya mengalami kurang depresi dalam kehidupan lanjutnya. “Klagsbrun” melaporkan, berdasarkan survey, bahwa wanita lebih cenderung merasa akrab dengan saudara-saudara perempuannya dibandingkan dengan pria terhadap saudara-sudara prianya dan bahwa saudara-saudara kandung lebih cenderung akrab sebagai orang-orang dewasa bila perbedaan usia mereka tidak lebih dari lima tahun antara yang satu dengan lainnya.
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi dalam Keluarga
Berkomunikasi itu tidak mudah. Terkadang seseorang dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang lain. Dilain waktu seseorang mengeluh tidak dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang lain.
Dalam keluarga, ketika dua orang berkomunikasi, sebetulnya mereka berada dalam perbedaan untuk mencapai kesamaan pengertian dengan cara mengungkapkan dunia sendiri yang khas, mengungkapkan dirinya yang tidak sama dengan siapapun. Sekalipun yang berkomunikasi ibu adalah antara suami dan istri antara ayah dan anak antara ibu dan anak, dan antara anak dan anak, hanya sebagian kecil mereka itu sama-sama tahu, sama-sama mengalami, sama pendapat, dan sama pandangan. Ada sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi kimunikasi dalam keluarga, contohnya :
1. Citra diri dan citra orang lain
Citra diri atau merasa diri, maksudnya sama saja. Ketika orang berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, dia mempunyai citra diri dia merasa dirinya sebagai apa dan bagaimana. Setiap orang mempunyai gambaran-gambaran tertentu mengenai status dirinya, kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menentukan apa dan bagaimana ia berbicara, menjadi menjaring bagi apa yang dilihatnya, didengarnya, bagaimana penilaiannya terhadap segala yang berlangsung disekitarnya. Dengan kata lain, citra diri menentukan ekspresi dan persepsi orang.
Tidak hanya citra diri, citra orang lain juga mempengaruhi cara dan kemampuan orang berkomunikasi. Orang lain mempunyai gambaran yang khas bagi dirinya. Jika seorang ayah mencitrakan anaknya sebagai manusia yang lemah, ingusan, tak tahu apa-apa, harus di atur, maka ia berbicara secara otoriter. Akhirnya, citra diri dan citra orang lain harus saling berkaitan, saling lengkap-melengkapai. Perpaduan kedua citra itu menentukan gaya dan cara komunikasi.
2. Suasana Psikologis
Suasana Psikologis di akui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi sulit berlangsung apabila seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa irihati, diliputi prasangka, dan suasana psikologis lainnya.
3. Lingkungan Fisik
Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya, dan cara yang berbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda dengan yang terjadi di sekolah. Karena memang kedua lingkungan ini berbeda. Suasana di rumah bersifat informal, sedangkan suasana di sekolah bersifat formal. Demikian juga komunikasi yang berlangsung dalam masyarakat. Karena setiap masyarakat memiliki norma yang harus ditaati, maka komunikasi yang berlangsungpun harus taat norma.
4. Kepemimpinan
Dalam keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis. Dinamika hubungan dalam keluarga dipengaruhi oleh pola kepemimpinan. Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan pola komunikasi bagaimana yang akan berproses dalam kehidupan yang membentuk hubungan-hubungan tersebut. Menurut “Cragan” dan “Wright”, kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok.
5. Bahasa
Dalam komunikasi verbal orang tua atau anak pasti menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu kesempatan bahasa yang dipergunakan oleh orang tua ketika secara kepada anaknya dapat mewakili suatu objek yang dibicarakan secara tepat. Tetapi dilain kesempatan, bahasa yang digunakan itu tidak mampu mewakili suatu objek yang dibicarakan secara tepat. Maka dari itu dalam berkomunikasi dituntut untuk menggunakan bahasa yang mudah dimengerti antara komunikator dan komunikasi.
6. Perbedaan Usia
Komunikasi dipengaruhi oleh usia. Itu berarti setiap orang tidak bisa berbicara sekehendak hati tanpa memperhatikan siapa yang diajak bicara. Berbicara kepada anak kecil berbeda ketika berbicara kepada remaja. Mereka mempunyai dunia masing-masing yang harus dipahami.
G. Hambatan Yang Terjadi Dalam Komunikasi Keluarga
Problem komunikasi biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang tidak beres.Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim, transmisi dan penerima. Berbagai hambatan yang timbul dalam komunikasi, yaitu :
• Kebisingan
• Keadaan psikologis komunikan
• Kekurangan komunikator atau komunikan
• Kesalahan penilaian oleh komunikator
• Keterbatasan pengetahuan komunikator atau komunikan
• Bahasa
• Isi pesan berlebihan
• Bersifat satu arah
• Faktor teknis
• Kepentingan atau interes
• Prasangka
• Cara penyajian yang verbalistis
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Komunikasi adalah dimana ada masyarakat yang melakukan hubungan sosial disitu ada kegiatan komunikasi.
• Keluarga merupakan sebuah lembaga yang didalamnya hidup bersama pasangan suami istri secara sah menurut hukum dan norma yang berlaku karena pernikahan.
• Komunikasi dalam keluarga adalah sebuah penyampaian pesan atau informasi yang berlangsung dalam keluarga. Disitu diperlukan keterbukaan di dalam berkomunikasi antar anggota dalam suatu keluarga.
• Segala perilaku orang tua dan lingkungannya dalam keluarga akan selalu mendapatkan proses pendidikan sepanjang anak-anak masih diasah di dalamnya.
B. Saran
Peran orang tua sangatlah penting untuk menjalin hubungan komunikasi yang baik di dalam keluarga. Dari komunikasi yang baik dalam keluarga antar anak dengan orang tua dapat diperoleh hubungan yang harmonis di dalam keluarga. Selain harmonis, biasanya komunikasi yang baik dari orang tua akan mendidik anak-anaknya ke arah hal yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri, 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga, Jakarta : Rineka Cipta.
http://aliyahnuraini.wordpress.com/2009/04/04/komunikasi-keluarga. 30 oktober 2015.
http://pondokhikmat.tripod.com/komunikasikelurga_efektif.htm. 30 oktober 2015.
https://adeirmasuryani.wordpress.com/2010/11/29/perkembangan-bahasa-berbicara-pada-anak-usia-dini/. 30 oktober 2015.
http://dairabikamil.blogspot.com/2009/05/psycholinguistics-tahapan-perkembangan.html. 30 oktober 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar