PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tauhid adalah kewajiban yang pertama kali dalam Islam, dan semua ibadah tidak diterima dan tidak sah kecuali dilandasi dengannya. Oleh karena itu, dari Mu’az bin Jabal Rasulullah SAW bersabda: “Maka hendaklah pertama kali yang kamu serukan kepada mereka adalah, agar mereka mentauhidkan Allah. Apabila mereka telah mengetahui hal itu maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat 5 kali sehari semalam, dan apabila mereka telah shalat maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan zakat harta mereka, yang diambil dari orang kaya di antara mereka dan diberikan kepada orang miskin di antara mereka dan hati-hatilah dengan kemuliaan harta manusia.” (HR. Bukhari).
Tauhid bersal dari kata wahhada-yuwahhidu-tauhidan yang artinya “esa/tunggal”. Ini merujuk pada sifat Allah yang tunggal, karena inti utama dari ajaran ini adalah mengesakan Allah, makanya orang sering menyebut disiplin ajaran ini dengan ilmu tauhid.
Bagi semua Rasul, yang pertama Allah wahyukan kepada mereka adalah “Laa ilaaha illallaah” mengajak manusia untuk hanya menyakini Allah SWT sebagai Ilah (sesembahan) yang sebenarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Tauhid sebagai Landasan Bagi Semua Aspek Kehidupan.
2. Jaminan Allah Bagi Orang Yang Bertauhid.
3. Keutamaan Tauhid
4. Manfaat Tauhid
5. Urgensi Tauhid
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tauhid sebagai Landasan Bagi Semua Aspek Kehidupan.
Tauhid adalah sesuatu yang sudah akrab di telinga kita. Namun tidak ada salahnya kita mengingat beberapa keutamaannya. Karena dengan begitu bisa menambah keyakinan atau meluruskan tujuan sepak terjang kita yang selama ini yang mungkin keliru. Karena melalaikan masalah tauhid akan berujung pada kehancuran dunia dan akhirat. Tauhid merupakan landasan dari seluruh aspek kehidupan manusia secara pribadi, dalam keluarga, masyarakat dan berbangsa, baik dari masalah kegiatan ekonomi, budaya, sosial politik dan lainnya tidak terlepas dari semangat tauhid.
Memang tujuan diciptakannya makhluk adalah untuk bertauhid. Allah berfirman, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz Dzariyaat: 56). Makna menyembah-Ku dalam ayat ini adalah mentauhidkan Allah. Seluruh rasul itu semua dalam menyerukan dakwah dan agama yang satu yaitu beribadah kepada Allah saja yang tidak boleh ada satupun sekutu bagi-Nya. Beribadah kepada Allah dan mengingkari thoghut itulah hakekat makna tauhid.
Tauhid adalah kewajiban pertama dan terakhir. Rasul memerintahkan para utusan dakwahnya agar menyampaikan tauhid terlebih dulu sebelum yang lainnya. Nabi SAW bersabda kepada Mu’adz bin Jabal ra. “Jadikanlah perkara yang pertama kali kamu dakwahkan ialah agar mereka mentauhidkan Allah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim). Nabi juga bersabda, “Barang siapa yang perkataan terakhirnya Laa ilaaha illAllah niscaya masuk surga.” (Riwayat Abu Dawud, Ahmad dan Hakim)
Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Allah mengampuni dosa selain itu bagi orang-orang yang Dia kehendaki.” (An Nisaa': 116).
Sehingga syirik menjadi larangan yang terbesar. Sebagaimana syirik adalah larangan terbesar maka lawannya yaitu tauhid menjadi kewajiban yang terbesar pula. Allah menyebutkan kewajiban ini sebelum kewajiban lainnya yang harus ditunaikan oleh hamba. Allah berfirman, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan berbuat baiklah pada kedua orang tua.” (An Nisaa': 36)
Kewajiban ini lebih wajib daripada semua kewajiban, bahkan lebih wajib daripada berbakti kepada orang tua. Sehingga seandainya orang tua memaksa anaknya untuk berbuat syirik maka tidak boleh ditaati. Allah berfirman, “Dan jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. (Luqman: 15)
Hati yang saliim adalah hati yang bertauhid. Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah di dalam tubuh itu ada segumpal daging, apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa ia adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim). Allah berfirman, “Hari dimana harta dan keturunan tidak bermanfaat lagi, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang saliim (selamat).” (Asy Syu’araa': 88-89). Imam Ibnu Katsir, yaitu hati yang selamat dari dosa dan kesyirikan. Maka orang yang ingin hatinya bening hendaklah ia memahami tauhid dengan benar.
Rasulullah SAW bersabda, “Hak Allah yang harus ditunaikan hamba yaitu mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun” (HR. Bukhari dan Muslim). Menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya artinya mentauhidkan Allah dalam beribadah. Tidak boleh menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun dalam beribadah, sehingga wajib membersihkan diri dari syirik dalam ibadah. Orang yang tidak membersihkan diri dari syirik maka belumlah dia dikatakan sebagai orang yang beribadah kepada Allah saja.
Ibadah adalah hak Allah semata, maka barangsiapa menyerahkan ibadah kepada selain Allah maka dia telah berbuat syirik. Maka orang yang ingin menegakkan keadilan dengan menunaikan hak kepada pemiliknya sudah semestinya menjadikan tauhid sebagai ruh perjuangan mereka.
B. Jaminan Allah Bagi Orang Yang Bertauhid.
Tauhid adalah sebab kemenangan di dunia dan di akhirat. Para sahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshar adalah bukti sejarah. Keteguhan para sahabat dalam mewujudkan tauhid sebagai ruh kehidupan mereka adalah contoh sebuah generasi yang telah mendapatkan jaminan surga dari Allah Swt serta telah meraih kemenangan dalam berbagai medan pertempuran, sehingga banyak negeri takluk dan ingin hidup di bawah naungan Islam. Inilah generasi teladan yang dianugerahi kemenangan oleh Allah di dunia dan di akhirat.
Allah SWT berfirman, “Orang-orang yang terdahulu (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah telah ridha kepada mereka dan mereka pun telah ridha kepada Allah. Allah telah menyiapkan bagi mereka surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (At Taubah: 100)
Sesungguhnya tidak diragukan lagi bagi orang yang memahami al-Qur'an dan sunnah rasul-Nya bahwa puncak teratas dan tujuan tertinggi yang wajib diwujudkan oleh seluruh kaum muslimin pada dirinya dan masyarakat luas adalah peribadatan yang ditujukan hanya kepada Allah semata (tauhid).
Hal ini karena tauhid merupakan sesuatu yang paling penting dari segala yang penting dan merupakan penentu keselamatan di dunia dan kebahagiaan di akhirat kelak dengan balasan kenikmatan surge jannatun naim. Tidaklah Allah mengutus para rasul-Nya, menurunkan kitab-kitab-Nya, dan menciptakan jin dan manusia melainkan karena tauhid.
Amal yang tidak dilandasi dengan tauhid akan berkesudahan sia-sia, tidak dibalas oleh Allah dengan pahala yang berlipat ganda, bahkan dijadikan-Nya sebagai debu yang berterbangan, hilang bertaburan tanpa ada hasilnya.
C. Keutamaan Tauhid
Tauhid memiliki kedudukan dan keutamaan yang sangat agung didalam Islam, karena ia merupakan inti dari ajaran Islam. Diantara keutamaan tauhid adalah:
1. Tauhid adalah hikmah diciptakanya jin dan manusia.
2. Tauhid adalah sebab diutusnya para rasul Allah dan inti serta landasan dakwah.
3. Tauhid adalah sebab diturunkanya kitab-kitab Allah.
4. Tauhid merupakan syarat diterimanya amal seseorang.
5. Tauhid merupakan jalan untuk mendapatkan syafa'at Rasulullah.
6. Tauhid merupakan jalan keselamatan dari neraka.
7. Tauhid adalah sebab diampuninya dosa.
8. Tauhid merupakan hak Allah yang menjadi kewajiban para hamba-Nya.
D. Manfaat Tauhid
Apabila tauhid yang murni itu terwujudkan di dalam hidup seseorang, baik secara pribadi maupun jama'ah, niscaya akan menghasilkan buah yang amat manis. Diantara buah yang dapat dipetik adalah:
1. Membebaskan manusia dari penghambaan serta tunduk kepada selain Allah, baik benda-benda atau makhluk lainya.
Semua makhluk adalah ciptaan Allah. Mereka tidak kuasa untuk menciptakan, bahkan keberadaan mereka karena diciptakan. Mereka tidak dapat memberi manfaat atau menolak bahaya terhadap diri mereka sendiri. Mereka tidak mampu mematikan, menghidupkan, atau membangkitkan. Tauhid membebaskan manusia dari setiap penghambaan kecuali kepada Tuhan yang menciptakan manusia. Tauhid membebaskan pikiran dari berbagai khurafat dan angan-angan yg keliru, serta membebaskan hati dari tunduk, menyerah, dan menghinakan diri kepada selain Allah.
2. Membentuk kepribadian yg kokoh.
Tauhid membantu dalam pembentukan kepribadian yg kokoh. Ia menjadikan hidup dan pengalaman seorang ahli tauhid begitu istimewa. Arah hidupnya jelas, tidak mempercayai tuhan kecuali hanya kepada Allah. Kepada-Nya ia menghadap, baik dalam kesendirian atau ditengah keramaian orang. Ia berdoa kepada-Nya dalam keadaan sempit ataupun lapang.
3. Tauhid sumber keamanan manusia.
Sebab tauhid memenuhi hati para ahlinya dengan keamanan dan ketenangan. Tidak ada rasa takut kecuali kepada Allah. Tauhid menutup rapat celah-celah kekhawatiran terhadap rizki, jiwa, dan keluarga. Ketakutan terhadap jin, manusia, kematian, dan lainya menjadi sirna. Seorang mu'min yang mengesakan Allah hanya takut kepada satu, yaitu Allah. Karena itu ia merasa aman ketika manusia ketakutan serta merasa tenang ketika mereka kalut. Hal ini diisyaratkan oleh al-Qur'an dalam firman-Nya:
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik) mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.(Qs. al-An'am: 82)
4. Tauhid sumber kekuatan jiwa.
Tauhid memberikan kekuatan jiwa kepada pemiliknya, karena jiwanya penuh harap kepada Allah, percaya dan tawakkal kepada-Nya, ridha atas qadar (ketentuan)-Nya, sabar atas musibah-Nya, serta sama sekali tidak mengharap sesuatu pun kepada makhluk. Ia hanya mengharap dan meminta kepada-Nya. Jiwanya kokoh seperti gunung. Bila datang musibah ia segera mengharap kepada Allah agar dibebaskan darinya. Ia tidak minta kepada orang-orang mati. Syi'ar dan semboyanya adalah sabda Rasulullah Saw: "Bila kamu minta maka mintalah kepada Allah dan bila kamu memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah." (HR. Tirmidzi:)
E. Urgensi Tauhid
Tidak diragukan lagi bahwasanya tauhid merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Bahkan tauhid adalah penentu selamat dan tidaknya seorang manusia dari api neraka. Maka dari itu, setiap orang yang menginginkan dirinya selamat dari api neraka ia harus mengaplikasikan tauhid di dalam kehidupannya sehari-hari.
Karena pentingnya masalah tauhid, maka para ulama pun telah mejelaskan kepada kita tentang urgensi atau pentingnya tauhid di dalam kehidupan kita. Di antara urgensi tauhid adalah:
1. Tauhid adalah tujuan diciptakannya jin dan manusia
Allah Swt
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.” (QS. adz-Dzariyat: 56)
Maksud dari ayat ini adalah: “Dan tidaklah Aku (Allah) menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka mentauhidkanKu”.
Sedangkan mentauhidkan Allah berarti mengesakanNya dengan apa-apa yang menjadi kekhususan bagiNya baik itu dalam masalah rububiyyah, uluhiyyah dan atau mulkiyah serta asma wa sifat Allah.
2. Tauhid merupakan inti dakwah para rasul
Allah Swt berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut””. (QS. an-Nahl : 36)
Di dalam ayat tersebut Allah Swt. mengabarkan kepada kita bahwa hujjahNya telah ditegakan kepada setiap umat manusia, baik itu umat terdahulu maupun umat di zaman sekarang. Yaitu bahwasanya telah diutus kepada setiap mereka seorang rasul. Dan mereka (para rasul) seluruhnya menyeru umatnya kepada satu hal yaitu: (seruan untuk) beribadah hanya kepada Allah saja tanpa menyekutukanNya dengan sesuatu apapun.
Di dalam ayat yang lain, Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Aku, maka sembahlah Aku”.” (QS. al-Anbiyaa [21]: 25)
3. Tauhid merupakan hal yang pertama diperintahkan oleh Allah kepada hambaNya sebelum kewajiaban yang lainnya
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. al-Isra: 23)
Dalam ayat ini, Allah Swt memerintahkan kita untuk bertauhid terlebih dahulu yaitu dengan berfirman: “Jangan menyembah selain Dia”. Baru setelah itu Allah memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orang tua kita.
Ketika Rasulullah Saw mengutus sahabat Mu’adz bin Jabal ke negri Yaman, beliau berwasiat:
إِنَّكَ تَأْتِي قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ، فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَفِي رِوَايَةٍ: (إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللهَ)
“Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari kalangan ahli kitab, maka hendaknya hal yang pertama kali engkau dakwahkan kepada mereka adalah syahadat “laa ilaha illallah”. Dan diriwayat lain disebutkan: “Agar mereka mentauhidkan Allah”. (HR. Bukhari Muslim).
4. Tauhid adalah hak Allah atas hambaNya
Rasulullah SAW pernah bertanya kepada sahabat Mu’adz bin Jabal: ”Apakah hak Allah atas hambaNya?”, beliau menjawab: “Allah dan rasulNya lebih mengetahuinya”. Kemudian Rasulullah sAW bersabda:
حَقَّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Hak Allah atas hambanya adalah agar mereka beribadah kepadaNya dan agar mereka tidak menyekutukanNya dengan suatu apapun.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
5. Tauhid merupakan tugas seorang muslim sepanjang hidupnya
Tauhid merupakan tugas dan kewajiban seorang muslim selama hidupnya. Seorang muslim memulai hidupnya dengan tauhid, dan mengakhirinya dengan tauhid pula. Dan tugasnya di dunia ini adalah menegakan tauhid dan senantiasa mengajak manusia kepada tauhid. Karena tauhidlah yang bisa menyatukan orang-orang yang beriman, dan menghimpun mereka semua di atas kalimat tauhid “laa ilaha illallah”.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kedudukan tauhid dalam Islam sangat penting sekali dibandingkan dengan amal-amal yang lainnya. Tujuan kita diciptakan oleh Allah SWT dan hidup di dunia ini adalah dalam rangka mengabdi kepada Allah bukan mengabdi kepada selain Allah. Kita sebagai hambaNya, tentu abdi bagi Allah dan hanya menghambakan diri dan mengabdikan diri kepada Allah SWT. Adapun bumi dan isinya beserta semua pernak-perniknya Allah ciptakan diperuntukkan bagi kehidupan kita. Allah berfirman: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh lapis langit dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah: 29).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.umpalangkaraya.ac.id/web/semua-download.html, 27 Maret 2016.
http://ilmuagama.net/pengertian-tauhid/, 27 Maret 2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid, 27 Maret 2016.
https://muslimah.or.id/7017-pembagian-tauhid-dalam-al-quran.html, 27 Maret 2016.
http://ilmuagama.net/pengertian-tauhid/, 27 Maret 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar